PENETAPAN KADAR AIR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA II

PENETAPAN KADAR AIR TANAH

 

 

UNSOED

 

 

Disusun Oleh:

                                                Nama               : Nina Karlina

                                                NIM                : A1L012033

                                                Rombongan     : B2

                                                Asisten            :  Kristia D.A

                                                                               Reza Rizky T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2013

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis).

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman

Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.

  1. Air Higroskopis

Air higroskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).

  1. Air Kapiler

Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF 2,52 – 4,20).

  1. Air gravitasi

Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara.

  1. Tujuan

Menetapkan kadar air contoh tanah kering udara, kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah dalam bahasa inggris disebut soil, menurut Dokuchnev tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Kata “tanah” seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional, tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang kelihatan atau tidak. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus membeku, atau tertutup air dalam , atau pada lapisan es terbuka suatu gletser (Sutedjo, 1991).

Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan ( mineral dan organik ), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh horizon – horizon atau lapisan – lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan, dan transformasi energy dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar didalam suatu lingkungan alami.

Ada 3 ( tiga ) hal penting dari definisi ini :

–          Tanah itu berbentuk dan berkembang dari proses – proses alami.

–          Adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon – horizon.

–          Terdapat perbedaan yang mencolok antara sifat – sifat bahan induk dengan horizon – horizon tanah yang berbentuk terutama dalam hal morfologi, kimiawi, fisik, dan biologi (Sutedjo, 1991).

Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang terlalu dalam ( secara tipikal >2,5 m ) untuk tumbuhan tanaman – tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area tandus, batuan atau es (Hanafiah, 2007).

Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersussun dari horizon – horizon dekat permukaan bumi yang berbeda kontras terhadap bahan induk dibawahnya, telah mengalami perubahan interaksi antara iklim, relief, dan jasad hidup selama waktu pembentukannya (Notohadipoero, 1986).

Tanah terdiri dari 5 ( lima ) komponen yaitu bahan mineral, bahan organic, udara, air, dan jasad renik. Bahan penyusun tanah yakni bahan organik, bahan mineral, dan air merupakan satu kesatuan yang bercampur didalam tanah sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya ( Sitanala, 1980 )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PRAKTIKUM

  1. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain : botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepti dan eksikator.

Bahan yang digunakan adalah tanah kering angin yang berdiameter 2 mm dan 0,5 mm.

  1. PROSEDUR KERJA
    1. Kadar Air Tanah Kering Angin (Udara)
      1. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).
      2. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (= b gram).
      3. Botol timbang yang berisi tanah dimasukan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukanpada suhu 105-1100C selaqma minimal 4 jam.
      4. Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
      5. Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
        1. Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (= c gram).
  1. Kadar Air Kapasitas Lapang
    1. Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a gram)
    2. Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng.
    3. 2 mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan.Æ3) Contoh tanah kering angin
    4. Diteteskan air sebanyak 2 mL dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa persinggungan (1 titik = 0,67 mL ), kemudian bejana seng ditutup, dileltakkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
    5. Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).
  1. Kadar Air Maksimum Tanah
    1. Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
    2. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan  botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet/lap, dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang (a=gram).
    3. Cwan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh tanah halus (0,5 mm) kurang lebih 1/3 nya, cawan diketuk – ketuk perlahan sampai permukaan tanahya rata. Contoh tanah halus dtimbang lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.
    4. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12 – 16 jam.
    5. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan kedalam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (= b gram ).
    6. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 – 110⁰C.
    7. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dn dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c gram ).
    8. Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersuhkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram ).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. HASIL PENGAMATAN

Contoh Tanah yang digunakan adalah tanah Andisol

  1. Tanah kering udara

Tabel hasil pengamatan

Ulangan

Botol timbang kosong (a) gram

a + Contoh tanah (b) gram

b Setelah Dioven (c)

gram

Kadar air (%)

Ka 1

22,7001 mg

29,8362 mg

28,7451 mg

18,5 %

Ka 2

22,6007 mg

29,8087 mg

28,6368 mg

19,4 %

Rata-rata

18,9 %

Ada pun perhitungan penetapan kadar air pada tanah kering udara menggunakan rumus sebagai berikut :

Kadar air I =  

      =  

Kadar air II =   

       =  

(x) kadar air =

                   = 18,9 %

Keterangan :

a = Botol Timbang Kosong per gram

b = a + Contoh Tanah per gram

c = b Setelah Dioven per gram

  1. Penetapan kadar air pada kapasitas lapang

Tabel hasil pengamatan

Ulangan

Keranjang kuningan kosong (a) gram

a + Gumpalan tanah basah (b) gram

Kadar air (%)

Ka 1

32,2806

45,1462

36,906715 %

Ka 2

34,0925

43,1230

47,8474788 %

Rata-rata

42,393686 %

Ada pun perhitungan penetapan kadar air pada tanah kapasitas lapang menggunakan rumus sebagai berikut :

Kapasitas Lapang

Keterangan :

a = Keranjang kuning kosong per gram

b = a + Gumpalan tanah basah

KL I =

       =

      = 36,906715 %

KL II =

          =

          = 47,8474788 %

(x) KL =  

            = 36,96913

  1. Penetapan kadar air maksimum

Tabel hasil pengamatan

Ulangan

Cawan + kertas saring jenuh + petridish (a) gram

(a) + tanah basah jenuh air (b) gram

(b) setelah dioven 24 jam (c) gram

Petridish + cawan + kertas saring setelah dioven (d) gram

Kadar air maksimum (%)

KAM 1

89,3240

138,3978

111,4577

88,4370

113,17 %

KAM 2

80,7382

131,3489

103,9850

80,6760

117,129%

Rata – rata

115,1495%

Ada pun perhitungan penetapan kadar air maksimum menggunakan rumus sebagai berikut :

KAM =

Keterangan :

a = Cawan + kertas saring jenuh + petridish

b = a + Tanah basah jenuh air

c = b + Setelah dioven 24 jam

d = Petridish + cawan + kertas saring setelah dioven

KAM 1 = x 100%

             = x 100%

            = 113, 17 %

KAM 1 = x 100%

             = x 100%

            = 117,129 %

(x) KAM =

              = 115,1495 %

  1. PEMBAHASAN

Kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi. Menurut Hardjowigeno (1987)  tanah yang bertekstur kasar mempunyai kemampuan menahan air yang kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :

  1. Air Higroskopis

Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah. (Brady, N.C. 1974.)

  1. Air Kapiler

Air kapiler adalah bagian air tanah yang ditahan oleh tanah, yang terletak diantara kapasitas lapang dan koefisien higroskopis. Air kapiler ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler dapat berasal dari hasil infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian meresap kedalam tanah dan tertahan diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler tanah atau bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas melalui pori-pori tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah.  Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat tergantung pada sifat fisik tanah.

Air kapiler dibedakan menjadi:

  1. Kapasitas lapang

Kapasitas lapang yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.

  1. Titik layu permanen

Titik layu permanen yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.

  1. Air Gravitasi

Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer. (Hasan, 2011)

Kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi (Hanafiah, 2007)

Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi beberapa faktor diantaranya : 

  1. Banyaknya curah hujan atau air irigasi
  2. Kemampuan tanah menahan air
  3. Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi.
  4. Tingginya muka air tanah
  5. Kadar bahan organik tanah
  6. Kenyawa kimiawi atau kandungan garam-garam
  7. Kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. (Brady, N.C. 1974.)

Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tektur tanah yang halus menyebabkan menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.

Tabel nilai stera macam – macam tenaga ( kuantitatif ) ( Brady,1974 ).

Tinggi satuan kolom air (cm)

Logaritma tinggi kolom air

( pF )

Atm = bar

10 1 0,01
100 2 0,01
346 2,53 1/3
1 000 3 1
10 000 4 10
15 849 4,18 15
31 623 4,5 31
1 00 000 5 100
1 000 000 6 1 000
10 000 000 7 10 000

Lengas higroskopik terikat pada gaya ≥ 31 atm, lengas kaplier pada kisaran gaya 31 – 0,1 atm, lengas gravitasi pada kisaran ≥ 0,1 atm (Notohadipoero, 1986).     

            Kadar air kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya gaya tarik menarik bumi atau gaya gravitasi. Kapasitas lapang sangat berhubungan dengan lingkungan.dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya lebih lama di dalam tanah

Pada saat praktikum kadar air tanah kita menggunakan jenis tanah andisol. Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.

Berdasarkan data yang kami peroleh pada percobaan Tanah Kering Udara pada tanah Andisol mempunyai kadar air tanah kering udara berturut-turut pada ulangan I, dan II adalah 18,5 % dan 19,4 %. Rata – ratanya yaitu 18,9 %

Dilihat dari tabel pengamatan bahwa kandungan kadar air pada tanah Andisol kapasitas lapang rata-ratanya yaitu 42,4 %. Dengan perolehan KL I sebanyak 36,906 % dan KL II sebanyak 47,8474 %

Berdasarkan percobaan yang ketiga yaitu kadar air maksimum pada tanah Andisol dapat diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar  113,17 %, KAM-2 sebesar  117,129 % dan rata – ratanya adalah 115,1495 % . Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986)

Jawaban halaman 5 :

  1. a. Air Higroskopis

Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.

  1. Air Kapiler

Air kapiler adalah bagian air tanah yang ditahan oleh tanah, yang terletak diantara kapasitas lapang dan koefisien higroskopis. Air kapiler ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler dapat berasal dari hasil infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian meresap kedalam tanah dan tertahan diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler tanah atau bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas melalui pori-pori tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah.  Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat tergantung pada sifat fisik tanah.

Air kapiler dibedakan menjadi:

ü  Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.

ü  Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.

  1. Air Gravitasi

Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer. (Hasan, 2011)

  1. Jika diketahui kadar air tanah kering udara = 25 % ; bobot tanah kering mutlak 24 gram maka bobot tanah kering udara adalah Ka = 104,16%

Ka       =      Bobot tanah kering udara        x  100 %      

                                        Bobot tanah kering mutlak

           =          25  x  100 %

                                     24 gram

                      =     104,16 %

  1. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :

ü  Tekstur Tanah, tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil daripada tanah yang bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.

ü  Kadar bahan organik tanah (BOT). Semakin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.

ü  Senyawa kimiawi. Semakin banyak senyawa kimiawi di dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang tidak terkena cahaya matahari langsung.

ü  Kedalaman solum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

 

            Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut. Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.

            Data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk rata-rata kadar air tanah lah sebagai berikut :

  1. Diperoleh kadar air contoh tanah keringnya adalah 18,9 %
  2. Diperoleh kadar air kapasitas lapangya adalah 42,39 %.
  3. Diperoleh kadar air maksimum tanahnya adalah 115,1495 %.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, N.C. 1974. The Nature and Prpoerties of Soils. 8th edition. MacMillan Publishing Co. Inc :New York

Erizal, Dr, Ir, MAgr ,2009. Bahan Kuliah Mekanika Tanah , Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Foth, Henry, 1998. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :

            Yogyakarta

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta :Rajawali Press

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta.

Tinggalkan komentar